TEMPO.CO, Surakarta - Produk abon dari ikan lele yang dikembangkan pengusaha kecil di Boyolali, Jawa Tengah, berpeluang diekspor ke Swiss. Produk abon dari ikan lele merupakan kreasi para pengusaha setelah selama ini mereka biasa membuat abon dari sapi.
Abon ikan lele asal Boyolali diperkenalkan di Swiss pada Oktober lalu. Pameran itu diselenggarakan oleh Swiss Import Promotion Programme. “Kami mengajak Kabupaten Boyolali untuk mengikuti pameran itu,” kata Duta Besar RI untuk Swiss, Djoko Susilo, saat ditemui di Surakarta, Sabtu, 3 Desember 2011.
Menurut Djoko, produk ikan olahan tersebut mendapatkan banyak perhatian dari para pengunjung pameran. Abon lele yang dibawa ke pameran habis dibeli pengunjung. “Sangat terlihat jika masyarakat Swiss memiliki minat yang cukup besar terhadap komoditas tersebut,” kata Djoko.
Menurutnya, selama ini tingkat konsumsi ikan di Swiss memang cukup tinggi. Dalam satu tahun masyarakat Swiss mengkonsumsi ikan sebesar 53 ribu ton. “Indonesia merupakan pemasok ikan dengan peringkat nomor 23 di negara itu,” kata Djoko.
Hanya, negara itu memang memberlakukan persyaratan yang cukup ketat dalam mengimpor ikan. “Mereka memberlakukan standar berat dan ukuran secara ketat,” kata Djoko. Dia menilai persyaratan tersebut cukup sulit dipenuhi oleh para peternak ikan asal Indonesia.
Produk ikan olahan berupa ikan lele tersebut, menurutnya, menjadi salah satu solusi. “Sebab ikan yang ukurannya kecil juga bisa dibuat abon,” kata Djoko. Apalagi produk abon juga memiliki daya tahan yang jauh lebih lama dibanding ikan segar.
Pihak kedutaan berjanji membantu para pengusaha jika berminat mengekspor abon tersebut ke Swiss. Sebab saat ini Indonesia mengalami defisit yang cukup besar dalam perdagangan dengan Swiss. “Yang penting ada pasokan secara kontinu,” kata Djoko.
Selain itu, dia mengingatkan, produk makanan olahan yang dipasarkan di Swiss tidak boleh mengandung penyedap masakan atau vetsin.
Terpisah, Pemerintah Kabupaten Boyolali berjanji akan terus mendorong para pengusaha mengembangkan produk abon dari ikan lele. Saat ini produksi lele di kabupaten tersebut memang cukup besar. “Mencapai 12 ton tiap harinya,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Boyolali, Sutojoyo.
Selama ini produk peternakan lele tersebut hanya dipasarkan sebagai ikan segar dalam skala lokal. Sedangkan yang diproduksi sebagai abon baru sebagian kecil. “Padahal keuntungannya jelas lebih besar jika telah diolah menjadi abon," kata Sutojoyo.
Sumber : Tempo.co
Home » Unlabelled » Abon Lele Boyolali Ludes di Swiss
Sabtu, 15 Desember 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar