Bagi penghobi budidaya ikan,biasanya lebih suka ikan mas dan ikan nila sebagai pilihan ternak. Namun,kini,ada satu varietas yang tepat sebagai alternatif, yakni lele phyton.Panjang dan besar,lebih besar dari ukuran lele yang biasanya dikonsumsi banyak orang.
Sekilas,kepalanya memang mirip ular phyton.Berwarna terang,mirip warna ikan gabus. Tapi,orang yang bisanya tidak suka mengonsumsi ikan lele bisa saja jadi suka ketika melihat ikan yang satu ini. Setelah diperkenalkan dan kurang berkembang ketika dibudidayakan di Kabupaten Batubara, lele ini telah diperkenalkan di Kota Stabat,Kabupaten Langkat.Ikan budidaya dan konsumsi ini juga punya umur yang singkat untuk dipanen yakni hanya 1,5 bulan.
“Ini bisa menjadi alternatif peliharaan masyarakat untuk meningkatkan taraf perekonomian. Satu setengah bulan langsung panen,”ujar Ketua Pembudidayaan Lele Phyton di Langkat Syafril saat ditemui,baru-baru ini. Lele phyton merupakan perkawinan silang antara lele Afrika dan lele Thailand.Berat satu ekor terbesar bisa mencapai lima kilogram (kg) lebih. “Perawatannya cukup mudah dan lebih tahan terhadap penyakit,karena sejak bibit, sudah dikasih Super Tetra yang diteteskan ke airnya.
Ini berkhasiat,jika luka,penyembuhannya sangat cepat,” ungkap mantan pemain PSMS Medan itu. Masa waktu budidaya lele phyton relatif lebih cepat dibanding ikan mas dan ikan lele biasa maupun dumbo.Bahkan, dibanding memelihara ayam, membudidayakan varietas yang satu ini lebih menguntungkan karena lebih cepat panen serta minim penyakit.
”Pemberian makanan hanya dua kali sehari,siang dan malam,”ucapnya. Memang,harga indukan sepasang lele ini tergolong mahal. Namun,dengan daya tahan dan cepat panen,lele ini menguntungkan bagi pembudidayanya.“ Harga indukan bisa mencapai Rp3 juta sepasang. Tapi daya tahannya bagus, dan cepat panen.Kami juga berharap,Langkat bisa menjadikan ini sebagai varietas unggulan yang akan tersebar di seluruh Sumut nantinya,” paparnya.
Satu yang menjadi keunggulan varietas lele ini adalah produktivitasnya yang tinggi,yakni bisa mencapai 30.000 sampai 50.000 sekali bertelur. ”Dalam masa panen satu setengah bulan itu bisa menghasilkan puluhan ribu ekor.Seribu ekor bisa menghasilkan Rp800.000 hingga Rp1 jutaan per bulan.Ini lebih menguntungkan dari beternak ayam,”paparnya. Media yang digunakan juga beragam.Bisa di kolam tanah, kolam beton,kolam terpal, serta kerambah. Safril belajar budidaya lele ini di Pandeglang,Banten.
Dari sana dia memboyong 10 pasang induk.Bekal itu dibawanya ke kampung halamannya,dan sejak hampir empat bulan silam,dia mulai membudidayakannya. “ Hampir seminggu kami ke Pandeglang untuk belajar. Bagaimana membudidayakan dari lele yang belum netas sampai bagaimana bisa jadi induk.Saya bawa 10 pasang induk untuk dibudidayakan,” bebernya.
Ukurannya yang besar dengan beratnya bervariasi. Bahkan di antara induk lele yang diboyong Safril,ada yang berukuran hingga 5 kg.“Kalau dipeluk sebesar bayi.Tapi karena banjir,saya kehilangan empat induk,termasuk yang besar itu,”ungkapnya. Perkenalan lele phyton kepada warga Stabat tersebut telah dilakukan baru-baru ini dengan memberikan bibit lele gratis kepada 100 kelompok peternak ikan.
Setiap kelompok terdiri atas lima orang dengan 500 bibit lele cuma-cuma. Kepada masyarakat yang hadir,sentra budidaya lele phyton tersebut juga memberikan kesempatan untuk menggali info seputar pembudidayaan lele tersebut.
Sumber : Harian Seputar indonesia
“Ini bisa menjadi alternatif peliharaan masyarakat untuk meningkatkan taraf perekonomian. Satu setengah bulan langsung panen,”ujar Ketua Pembudidayaan Lele Phyton di Langkat Syafril saat ditemui,baru-baru ini. Lele phyton merupakan perkawinan silang antara lele Afrika dan lele Thailand.Berat satu ekor terbesar bisa mencapai lima kilogram (kg) lebih. “Perawatannya cukup mudah dan lebih tahan terhadap penyakit,karena sejak bibit, sudah dikasih Super Tetra yang diteteskan ke airnya.
Ini berkhasiat,jika luka,penyembuhannya sangat cepat,” ungkap mantan pemain PSMS Medan itu. Masa waktu budidaya lele phyton relatif lebih cepat dibanding ikan mas dan ikan lele biasa maupun dumbo.Bahkan, dibanding memelihara ayam, membudidayakan varietas yang satu ini lebih menguntungkan karena lebih cepat panen serta minim penyakit.
”Pemberian makanan hanya dua kali sehari,siang dan malam,”ucapnya. Memang,harga indukan sepasang lele ini tergolong mahal. Namun,dengan daya tahan dan cepat panen,lele ini menguntungkan bagi pembudidayanya.“ Harga indukan bisa mencapai Rp3 juta sepasang. Tapi daya tahannya bagus, dan cepat panen.Kami juga berharap,Langkat bisa menjadikan ini sebagai varietas unggulan yang akan tersebar di seluruh Sumut nantinya,” paparnya.
Satu yang menjadi keunggulan varietas lele ini adalah produktivitasnya yang tinggi,yakni bisa mencapai 30.000 sampai 50.000 sekali bertelur. ”Dalam masa panen satu setengah bulan itu bisa menghasilkan puluhan ribu ekor.Seribu ekor bisa menghasilkan Rp800.000 hingga Rp1 jutaan per bulan.Ini lebih menguntungkan dari beternak ayam,”paparnya. Media yang digunakan juga beragam.Bisa di kolam tanah, kolam beton,kolam terpal, serta kerambah. Safril belajar budidaya lele ini di Pandeglang,Banten.
Dari sana dia memboyong 10 pasang induk.Bekal itu dibawanya ke kampung halamannya,dan sejak hampir empat bulan silam,dia mulai membudidayakannya. “ Hampir seminggu kami ke Pandeglang untuk belajar. Bagaimana membudidayakan dari lele yang belum netas sampai bagaimana bisa jadi induk.Saya bawa 10 pasang induk untuk dibudidayakan,” bebernya.
Ukurannya yang besar dengan beratnya bervariasi. Bahkan di antara induk lele yang diboyong Safril,ada yang berukuran hingga 5 kg.“Kalau dipeluk sebesar bayi.Tapi karena banjir,saya kehilangan empat induk,termasuk yang besar itu,”ungkapnya. Perkenalan lele phyton kepada warga Stabat tersebut telah dilakukan baru-baru ini dengan memberikan bibit lele gratis kepada 100 kelompok peternak ikan.
Setiap kelompok terdiri atas lima orang dengan 500 bibit lele cuma-cuma. Kepada masyarakat yang hadir,sentra budidaya lele phyton tersebut juga memberikan kesempatan untuk menggali info seputar pembudidayaan lele tersebut.
Sumber : Harian Seputar indonesia
0 komentar:
Posting Komentar