"Saya bersama rekan mulai mengembangkan budidaya lele di lahan pekarangan dengan mendatangkan bibit jenis unggul tahap awal sekitar seribu ekor," tutur Made Rai, petani pemula asal Gianyar Jumat.
Ia mengaku, mendapatkan bibit dari seorang pengusaha yang sudah berpengalaman membudidayakan lele di daerahnya, sekaligus bisa menampung hasil panenan untuk dipasarkan ke pengusaha kuliner yang tumbuh di daerah itu.
"Kami baru mulai bersama sepuluh orang untuk mengembangkan lele karena memiliki prospek pemasaran yang baik di Bali," tambah Made Rai. Lele banyak diperlukan pengusaha kuliner disamping untuk mengisi kolam pancing.
Bali sebagai daerah pariwisata yang banyak dikunjungi turis dalam dan luar negeri tentu bisa memunculkan usaha kuliner sejenis pecel lele yang mulai merambah kota kecamatan sehingga memerlukan bahan baku cukup banyak.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bali, Ir Made Gunaja mengakui, daerahnya masih mendatangkan ikan lele dari Jawa dalam memenuhi konsumsi masyarakat sekitar delapan ton per hari, sedangkan petani setempat baru mampu berproduksi lima ton per hari.
Keperluan ikan lele akan bertambah terus sejalan semakin banyak usaha kuliner di sini, sehingga kekurangan itu harus dipenuhi para petani dari Jawa, sementara petani Bali juga bergairah mengembangkan usaha Lele.
Hanya saja masih menghadapi kendala antara lain masalah pengadaan bibit yang masih terbatas dan mahalnya harga pakan dari pabrik sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi dari pada yang didatangkan dari luar daerah.
Gunaja mengatakan, minat petani Pulau Dewata untuk bisa membudidayakan ikan lele cukup tinggi hanya saja pakan terlalu mahal dan bibit masih terbatas sehingga perkembangan usaha petani tersebut relatif lamban.
Permintaan ikan lele disamping untuk memenuhi konsumsi masyarakat dan wisatawan yang berlibur di Bali, juga banyak diperlukan untuk mengisi kolam-kolam yang banyak didatangi para penghobi memancing.
Sumber : Antaranews.com
mohon info dmn bisa beli bibit lele... thanks
BalasHapus