Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 05 Maret 2013

KIAT IKHLAS BERAMAL

Ada beberapa faktor yang dapat membangkitkan keikhlasan pada diri seseorang. Baik pembangkit jiwa, pemikiran, dan aspek-aspek yang bersifat praktis. Berikut akan diulas kiat ikhlas beramal.

Pertama, pengetahuan yang mendalam tentang hakikat keikhlasan. Hendaknya kita memahami dan merasakan pengaruh ikhlas bagi diri kita, baik di dunia maupun di akhirat. Kita juga harus memahami bahaya dari kebalikannya, yakni, riya’ dengan mencari perhatian makhluk. Hal itu dapat mendorong kita untuk beramal dengan ikhlas. Allah SWT berfirman, ”Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yanga da di bumi maupun yang ada di langit”. QS. Ibrahim [14]:38.

Kedua, berteman dengan orang-orang ikhlas. Kualitas agama seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Karena pada dasarnya manusia adalah anak sebuah lingkungan (anasu ibdul biah). Rasulullah SAW mengatakan bahwa orang mukmin itu cerminan bagi mukmin yang lain. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan untuk mencari tetangga terlebih dahulu sebelum membangun rumah. Perlunya bergaul dengan orang-orang ikhlas adalah agar kita dapat meneladaninya, belajar dari pola kehidupan mereka, dan berakhlak dengan akhlak mereka.

Ketiga, membaca biografi orang-orang ikhlas. Mempelajari kisah-kisah pendahulu akan mengacu kita berbuat ikhlas. Kita akan tahu bahwa keikhlasantersebut dapat membuat nama mereka harum, dijadikan buah bibir generasi belakangnya. Banyak sekali orang-orang shalih dari masa lalu maupun masa sekarang yang layak dijadikanteladan.

Keempat, menempa diri dengan mujahadan dan riyadhatun nafs. Keikhlasan tidak datang secara instan, tetapi memerlukan perjuangan panjang dan berliku. Caranya, dengan menggunakan media yang dapat dijadikan wasilah untuk selalu kontak kepada Allah SWT secara berkesinambungan. Wasilah itu adalah ibadah harian (yaumiyyah), pekanan (usbu’iyah), bulanan (syahriyah), tahunan (‘amiyah) sekali seumur hidup (marrotan dil ‘umri).

Kelima, berdoa dan meminta tolong kepada Allah SWT. Dalam menempuh perjalanan menuju Allah SWT, kita mustahil sanpai tanpa memohon perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Kondisi hati yang labil memerlukan penguatan. Yakni kekuatan yang bersumber dari Zat yang dapat Membolak –balikkan hati. Allah SWT berfirman “Hanya Engkaulah yang kami sembah (taat dan patuh) dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. QS. Fatihah [1]:5.

Manusia dapat digelincirkan oleh setan dari berbagai arah. Kecuali arah atas dan arah bawah. Arah atas simbol kesucian Allah SWT dan arah bawah lambang ketundukan hamba kepada Allah SWT.


Sumber : Alhikmah Toyan.blogspot.com


Ditulis Oleh : Unknown // 23.45
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toko Buku Online Terlengkap
g-website

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service