Ikan lele termasuk jenis ikan air tawar yang banyak penggemarnya di Indonesia. Seperti ikan lainnya, lele juga mempunyai banyak varian atau spesies. Salah satu yang mulai populer adalah lele masamo.
Pada dasarnya, setiap jenis lele berasal dari indukan lele dumbo. Namun dengan penanganan dan cara budidayanya berbeda, lahirlah varietas lele, seperti sangkuriang, phyton, dan Masamo. Setiap varietas memiliki keunggulan tersendiri.
Lele masamo dibawa ke Indonesia oleh PT Matahari Sakti, yang juga perusahaan pakan lele pada 2010 lalu. Tidak ada yang mengetahui persis dari negara mana lele masamo ini berasal. Ada yang bilang dari Korea Selatan, Thailand atau bahkan Afrika.
Achmad Ananto, seorang peternak lele masamo di Malang, Jawa Timur mengatakan, lele masamo memiliki ketahanan fisik yang lebih kuat dari lele jenis lain.
Lele ini, misalnya, dapat hidup di daerah pegunungan dengan kondisi air dan cuaca yang sangat dingin. Selain fisiknya kuat, lele masamo bisa dipanen lebih cepat.
Pertumbuhan lele ini tergolong cepat karena makannya juga kuat. Achmad bilang, masa panen lele masamo sekitar dua bulan. " Paling lama 2,5 bulan tergantung penanganan," katanya.
Sementara masa panen lele jenis lain sekitar tiga bulan. Permintaan lele masamo di pasar juga tinggi. Ia mengaku, setiap panen lele masamo selalu habis diserap pasar.
Achmad memiliki beberapa hektar kolam yang tersebar di daerah Malang. Selain masamo, ia juga mengembangkan lele jenis lain. Khusus lele masamo, dalam sebulan ia bisa menjual 30.000 ekor bibit ukuran 5 centimeter (cm) - 6 cm .
Harga per ekornya sekitar Rp 70. Omzetnya dari usaha budidaya lele masamo ini Rp 8 juta, dengan laba bersih Rp 2 juta per bulan. "Omzet dari lele masamo ini mencapai 30% dari total penjualan seluruh lele jenis lain yang saya kembangkan," katanya.
Peternak lain adalah Abdul Chafid asal Surabaya, Jawa Timur. Ia memiliki 12 kolam budidaya lele masamo di Pasuruan dan delapan kolam di Sidoarjo. Setiap satu kolam berukuran 2 x 5 meter.
Ia membenarkan, jika tubuh lele masamo lebih cepat tumbuh ketimbang lele jenis lain, sehingga masa panennya jauh lebih cepat.
Chafid bilang, masa panen lele masamo bahkan bisa mencapai 1,5 bulan saja, tergantung pakannya.
Chafid bilang, masa panen lele masamo bahkan bisa mencapai 1,5 bulan saja, tergantung pakannya.
Setiap bibit lele masamo ukuran 5 centimeter (cm) dihargainya Rp 150 - Rp 250 per ekor. Selain bibit, ia juga menjual indukan seharga Rp 50.000 - Rp 200.000 per kilogram (kg).
Dalam sebulan, Chafid bisa meraup omzet Rp 100 dengan keuntungan bersih sekitar 10%. Ia mengaku, konsumennya berasal dari berbagai daerah, seperti Kalimantan dan Papua.
0 komentar:
Posting Komentar